Sunday, March 24, 2013

Dikontrakan!

dikontrakan rumah 3 kamar tidur, 2 kamar mandi (1 di dalam kamar), dapur, ruang tv, ruang makan, halaman, garasi.
terletak di Komplek Dadali Campernik 2 No. 8 (Masuk Gerbang GBA 1) Bojongsoang-Bandung
info lebih lanjut 081394401970 atau 7500471



Tuesday, November 22, 2011

Strategi Membaca SQ3R

Strategi membaca SQ3R dikemukakan oleh francis P. Robinson tahun 1941 di Universitas Negeri Ohio di Amerika Serikat. Merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan orang. Francis, ketika meneliti tentang tingkat membaca siswa-siswanya, menemukan fakta bahwa para siswanya hanya mampu mengingat setengah dari apa yang telah mereka baca. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan bagi siswa, baik sekolah dasar maupun sekolah tingkat atas. Untuk memecahkan masalah ini, Robinson menggunakan strategi belajar SQ3R sebagai strategi untuk meningkatkan pemahaman dan ingatan jangka panjang.
SQ3R adalah strategi lima langkah: survey, question, read, recite, dan review.
Strategi belajar yang dikemukakan Robinson beberapa tahun lalu masih bertahan dari waktu ke waktu. Strategi ini justru berkembang luas karena strategi ini menyajikan kemampuan mengorganisasikan informasi, kemampuan khusus memahami bacaan, kemampuan mengemukakan pendapat sendiri dan menguatkan informasi dalam ingatan.



D.1. Komponen SQ3R dan Penerapannya
                       Komponen dan langkah-langkah penerapan SQ3R adalah sebagai berikut.
                      1). Survai
                  Survai yaitu teknik mengenal bahan sebelum membacanya. Langkah awal ini dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk mempercepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting, melihat organisasi bacaan tersebut, memperoleh minat terhadap bacaan, memudahkan mengingat lebih banyak dan memehami lebih mudah. Juga untuk mengetahui dengan cepat apakah buku bacaan sesuai dengan tujuan studi atau bahan yang diperlukan.
            Survai dilakukan hanya beberapa menit dengan cara membaca layap untuk mengenal keseluruhan anatomi buku atau bacaan yang meliputi(1)bagian preliminaries, yaitu meliputi halaman judul(judul buku, pengarang, penerbit, dan kota terbit), halaman keterangan hak cipta(pemegang hal cipta, tahun dihakciptakan),halaman daftar isi, daftar tabel dan gambar, abstraks, (2)bagian isi buku atau bacaan(tata isi buku, rincian bab, kesimpulan-kesimpulan setiap bab(3)bagian akhir buku atau bacaan(bab khusus kesimpulan, daftar pustaka, dan indeks).
2). Question
            Question adalah mengubah judul dalam bentuk pertanyaan untuk menambah pengertian tentang masalah yang diteliti, dan menambah untuk memahami masalah lebih cepat. Gunakan kata-kata apa, siapa, kapan, di mana atau mengapa. Kegiatan yang dilakukan pada llangkah kedua ini adalah membuat atau menyusun sejumlah pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan isi bacaan, dengan mengubah judul dan sub judul serta su bab dari sub judul menjadi suatu pertanyaan. Misalnya, sub judul itu”kekurangan Tenaga Ahli Ilmiah dan Teknik”, dapat diubah dengan bertanya:Mengapa kekurangan tenaga ahli ilmiah dan teknik?. Pada waktu survei buku secara keseluruhan, pertanyaan kita mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survai pada bab ke bab pertanyaan-pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertnayaan lain tentang isi secara lebih mendalam. Dengan adanya pertanyaan tersebut cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada daripada kalau hanya membaca asal membaca. Dengan begitu tujuan utama Question ini adalah untuk mengarahkan pikiran pada bidang yang akan dimasuki agar pembaca bersifat aktif adalam membaca dan tidak hanya mengikuti apa saja yang dikatakan pengarang.

3). Read
Yaitu memmbaca kritis bagian demi bagian yang penting dalam bacaan untuk menjawab pertanyaan yang telah dilanjutkan. Pada waktu membaca, konsentrasikan pikiran untuk mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan fokus yang telah dirumuskan. Perlambat cara membaca dibagian-bagian yang penting atau yang kita anggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah kita ketahui.

4). Recite
            Recite yaitu mengulang kembaliatau memeriksa kembali apa yang kita baca dengan menggunakan kata-kata sendiri, lakukan pada setiap bab atau subbab. Bila tidak mampu, baca kembali apa yang terlupakan. Cara yang terbaik menceritakan kembali masalah yang diteliti adalah mencatat kata-kata yang penting dalam bentuk kerangka pada selembar kertas.

5). Review
            Yaitu melihat atau memeriksa kembali keseluruhan isi buku atau bacaan. Membaca kembali hal-hal yang  penting, bukan membaca teliti kedua kalinya. Hal-hal yang dilakukan antara lain, menelusuri kembali judul-judul dan subjudul serta bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting untuk diingat kembali atau memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barang kali ada yang terlewatkan.
            Ketika kita menyelesaikan tugas, ulangilah ide yang kita dapatkan dari membaca.  Ingatlah kemampuan mengingat setelah periode mengulang, ingatan kita hilang sekitar 80-20 persen setelah dua minggu. Berhentilah membaca dan selesailah tahap ini. 

bakat bahasa

Apakah bakat itu ada? Apakah bakat itu bawaan?
Bakat merupakan potensi tersembunyi, ada kaitannya dengan faktor gen/keturunan. Bakat bisa tidak berkembang dan dikalahkan oleh faktor kebiasaan (E. Kosasih).
Bakat merupakan potensi oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir dan bukan sesuatu yang sudah benar-benar nyata dengan jelas. Bakat lebih sebagai kemungkinan yang masih harus diwujudkan.
Bakat bermacam-macam dan ada di setiap anak namun berbeda-beda. Salah satunya bakat bahasa. Ada dua jenis bakat bahasa yang dibahas, yaitu bakat bahasa yang berhubungan dengan pemerolehan bahasa pertama (language acquisition) dan bakat bahasa yang berhubung dengan belajar bahasa kedua atau bahasa asing (language learning) (Brown, 1982: 31, van Els, 1984: 109).
Bakat bahasa pertama disebut juga bakat umum karena bakat bahasa pertama dimiliki oleh setiap anak. Chomsky menyebutnya dengan singkatan LAD atau Language Acquisition Device (alat pemerolehan bahasa).
Van Els, dkk berpendapat bahwa ada asumsi yang diyakini sebagai sesuatu yang khusus dengan nama yang berbeda-beda seperti: “talenta”, “kecakapan khusus”, “pemberian” atau “bakat” untuk belajar bahasa kedua yang dimiliki sejumlah pembelajar, yang relatif berbeda dengan yang lain, sebagai penanda perbedaan individual dalam keberhasilan belajar bahasa kedua. Semua anak normal lahir dengan kemampuan belajar bahasa.
Penelitian Skehan (1980) yang berfokus pada memori, salah satu aspek dari bakat multidimensional, dan mencari korelasi antara nilai skor keragaman tes memori dan pengukuran lain dari keberhasilan pembicara dewasa bahasa Inggris dalam belajar bahasa Arab. Berdasarkan analisis data (1986) Skehan menemukan dua tipe perbedaan keberhasilan pembelajar bahasa: secara relatif, kelompok muda bergantung pada memori dan kelompok usia tua lebih bergantung pada kemampuan analitik.
Penelitian asal bakat dengan menguji hubungan antara tiga karakter tersembunyi: pengembangan bahasa pertama, bakat, dan keberhasilan bahasa asing. Dari penelitian ini Skehan menemukan korelasi positif dan signifikan antara beberapa indikasi bahasa pertama dan sejumlah bakat. Menurut penelitian mereka dikatakan bahwa perbedaan individual dalam bakat belajar bahasa berpengaruh pada kesuksesan belajar bahasa bagi anak dan orang dewasa dalam beberapa cara.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bakat itu ada namun masih harus dikembangkan dan bawaan dari lahir, karena dimiliki oleh setiap anak. Namun untuk mengembangkannya dibutuhkan keberanian, latihan, dukungan lingkungan, dan perlu memahami hambatan dan mengatasinya dengan baik sehingga bakat itu menjadi berguna bagi masa depan individu itu sendiri.

Setelah membaca beberapa literatur, kami tidak mendapatkan alat untuk tes bakat bahasa. Namun ada tes yaitu tes bakat/minat tes ini yang dirancang untuk menentukan kemanakah bakat anak sesungguhnya, apakah bahasa, matetamatis logis, kinestetik dan sebagainya. Jika kita sudah mengetahui bakat anak, maka kita dapat membantu dalam hal pengembangannya dengan menumbuhkan keberanian, memfasilitasi untuk latihan mengasah bakat tersebut, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mengasah bakat tersebut.

Monday, September 19, 2011

hellooo...

oh my god, this is my first time to write in blog so sad.. haha
actually I have one blog, but I forgot the password hehehe. So, I will start than with my new one.
I went to Education University of Indonesia majoring Indonesian Language and Literature Education.
Anyway, from this blog I will share my experience of my life so we can sharing anything useful.
Enjoooyy and nice to see you :)